Jumat, 19 Desember 2014

Tradhisi Bodo Kupat Ing Desa Undaan Lor

Desa Undaan Lor terletak di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Desa ini berada di dataran rendah dan merupakan desa yang terdiri dari gang-gang. Masyarakat di desa ini sebagian besar bekerja sebagai petani. Hal ini dikarenakan masih banyak area persawahan dan ladang.
Bodo Kupat atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan Hari Raya Ketupat jatuh pada hari ketujuh pada bulan Syawal.
Di Desa Undaan Lor, sehari sebelum Bodo Kupat biasanya masyarakat mulai mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan perayaan. Mulai dari membuat ketupat, lentog (seperti ketupat namun wadahnya dari daun pisang), lepet (terbuat dari beras ketan dibumbui parutan kelapa dan garam, wadahnya dari daun kelapa atau daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa agar bisa dijadikan wadah, lalu direbus), opor ayam dan lain-lain.
Pada hari H, masyarakat berbondong-bondong ke masjid maupun musala terdekat dan tak lupa membawa hidangan-hidangan yang telah dibuat sebelumnya. Di tempat ibadah tersebut, mereka melafalkan tahlil dan do’a yang dipimpin oleh kyai ataupun yang ahli agama. Acara tersebut berlangsung pada pagi hari atau sekitar pukul enam pagi. Setelah do’a dan tahlil, mereka saling tukar menukar sajian yang telah dibuat masing-masing. Biasanya sajian yang dibawa masih ada sisanya walaupun sudah ada yang dimakan. Sajian tersebut lalu dibawa pulang oleh mereka.
Kupat yang berasal dari bahasa Jawa yaitu ngaku lepat atau mengakui kesalahan. Yang berarti mereka mengakui kesalahan masing-masing dan saling memaafkan. Sehingga mereka kembali menjadi manusia yang bersih seperti bayi yang baru dilahirkan.

Makna yang terkandung dalam kegiatan ini adalah bertemunya anggota masyarakat yang jarang bertatap muka dalam satu tempat, dalam hal ini musala atau masjid. Dimana mereka bisa saling menyapa, dan menjalin tali silaturahmi diantara mereka. Sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang rukun, aman, dan damai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar